Sejarah Bahasa Indonesia

Minggu, 27 Maret 2011

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresimikan penggunaannya setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di timor leste, bahasa Indonesia adalah bahasa kerja (working language)

Dari sudut pandang liguistika, bahasa Indonesia adalah suatu varian bahasa melayu. Dasar yang di pakai adalah bahasa melayu riau dari abad ke-19, namun mengalami perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan di awal abad ke-20. hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Meskipun saat ini dipahami oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia tidak menduduki posisi sebagai bahasa ibu bagi mayoritas penduduknya. Sebagian besar warga Indonesia berbahasa daerah sebagai bahasa ibu. Penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan atau mencampuradukkan dengan dialek melayu lainnya atau bahasa ibunya. Namun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di surat kabar, media elektronika, perangkat lunak, surat menyurat resmi, dan berbagi forum public lainnya sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

Fonologi dan tata bahasa bahasa Indonesia dianggap relative mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa melayu, sebuah bahasa Austronesia yang di gunakan sebagai liguna franca di nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern.

Kerajaan sriwijaya (dari abad ke-7 masehi) memakai bahasa nelayu (sebagai bahasa melayu kuno) sebagai bahasa kenegaraan. Hal ini diketahui dari empat prasasti berusia berdekatan yang ditemukan di sumatera bagian selatan peninggalan kerajaan itu. Pada saat itu bahasa melayu yang digunakan bertaburan kata-kata pinjaman dari bahasa sanskerta. Sebagai penguasa perdagangan di pulau ini (nusantara), para pedagangnya membuat orang-orang yang berniaga terpaksa menggunakan bahasa melayu, walaupun secara kurang sempurna. Hal ini melahirkan berbagai varian local dan temporal, yang secara umum dinamakan bahasa melayu Pasar oleh para peneliti. Penemuan prasasti berbahasa melayu kuno di jawah tengah (berangka tahun abad ke-9) dab di dekat Bogor (prasati Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan adanya penyebaran penggunaan bahasa ini di pulau jawa. Keeping tembaga laguna yang ditemukan  di dekat manila, pulau Luzon, berangka tahun 900 masehi juga menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan sriwijaya.

Kajian liguistik terhadap sejumlah teks menunjukkan bahwa paling sedikit terdapat dua dialek bahasa melayu kuno yang digunakan pada masa yang berdekatan. Sayang sekali, bahasa melayu kuna tidak meninggalkan catatan dalam bentuk kesusteraan meskipun laporan-laporan dari tiongkok menyatakan bahwa sriwijaya memiliki perguruan agama Buddha yang bermutu.

Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa melayu karena dipakai oleh kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa melayu tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar sumatera, Jawa, dan semenanjung malaka. Alfred Russel Wallce menuliskan di Malay Archipelago bahwa “penghuni Malak telah memiliki suatu bahasa tersendiri yang bersunber daru cara berbicara yang paling elegandari Negara-negara lain, sehingga bahasa orang melayu adalah yang paling indah, tepat, dan dipuji di seluruh dunia timur. Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda. “Malaka adalah tempat berkumpulnya nelayan dari berbagai Negara. Mereka lalu membuat sebuah kota dan mengembangkan bahasa mereka sendiri, dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari segala bahasa di sekitar mereka. Kota Malaka, karena posisinya yang menguntungkan, menjadi Bandar yang utana di kawasan tenggara asia, bahasanya yang disebut dengan Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling pas di antara bahasa-bahasa di Timur jauh.”

Kongres bahasa Indonesia pertama telah menetapkan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau, begitu pula dengan Negara serumpun lain seperti Malaysia mengakui bahwa Melayu standar adalah bahasa melayu Riau-johor.

0 komentar:

Posting Komentar