Siapa yang layak dipanggil pahlawan?

Kamis, 24 Maret 2011

Indonesia kita adalah negeri yang bertabur pahlawan. Setiap jengkal tanahnya menyimpan bekas kucuran darah, keringat dan air mata para pahlawan. Namun entah mengapa setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945, setelah tak ada lagi wajah-wajah asing yang berkeliaran memanggul senjata di pelosok-pelosok negeri ini, tiba-tiba saja kita kesusahan untuk menemukan para pahlawan. Kita kesulitan untuk menyebut seseorang itu pahlawan atau bukan. Indonesia kita kesulitan mencari para pahlawan. Mengapa demikian ?

Kesulitan menentukan siapa saja para pahlawan adalah sebuah masalah tersendiri. Ini kesalahan terbesar yang harus segera diselesaikan. Permasalahannya, yang sering tergambar dalam benak kita adalah sosok penuh ketenaran yang berjuang dengan dedikasi tinggi membela rakyat, bangsa, dan negara. Bayangan yang langsung muncul adalah sosok Pangeran Diponegoro, Bung Tomo, atau Sultan Hassanuddin. Sama sekali kita tidak menemukan kesulitan untuk menyebut mereka sebagai pahlawan. Jika benar, ini berarti memang membutuhkan syarat yang banyak untuk menjadi seorang pahlawan. Pertama, setidaknya dia harus dikenal dan karismatis. Selanjutnya, ia mempunyai prestasi besar yang mengubah jalannya sejarah. Jika kriteria ini yang kita pakai, maka jangan berharap kita akan menemukan kembali para pahlawan itu di masa kini, era reformasi. Terlalu banyak sosok yang dikenal saat ini, namun prestasinya tak lebih dari sekedar mewarnai pemberitaan media massa negeri ini, bukan mewarnai sejarah apalagi mengubahnya. Sebut saja nama-nama besar dari mulai pejabat, tokoh bangsa, atau aktifis mahasiswa sekalipun, manakah diantara mereka yang prestasinya bisa setara dengan para pahlawan jaman perjuangan,jaman sebelum mulut ssang proklamator membacakan teks proklamasi. ? Jangan-jangan, negeri kita ini memang sudah tidak produktif lagi mencetak para pahlawan ?

Ada sebuah jawaban yang ingin saya tawarkan pada Anda semua. Mencari para pahlawan adalah bukan pekerjaan yang bisa menyelesaikan permasalahan bangsa kita ini. Bahkan sekalipun benar bahwa para pahlawan itu ada, tanyalah pada diri mereka apakah mereka terlahir untuk dikenang orang dan disebut sebagai pahlawan. Mari mundur sejenak kita tengok sejarah, tanyakan pada para pahlawan yang kita kenal, apakah semua prestasi dan kerja besarnya didekasikan hanya untuk disebut dengan gelar pahlawan ? Jawabnya, Kalla ballaa. tidak sekali sekali tidak. Banyak diantara mereka masih merasa menjadi orang biasa-biasa saja, hingga puluhan tahun terlewat barulah gelar pahlawan itu tersemat disamping namanya. Ini berarti, yang disebut-sebut banyak orang sebagai pahlawan bukanlah karena sosoknya, namun karena kerja-kerja kepahlawanannya. Tidak penting ia dari mana dan seperti apa bentuknya, apa saja deretan gelar dan pangkatnya, namun yang penting adalah sudahkah ia menuai prestasi mematri kebaikan bagi bangsa ini. Singkatnya, gelar pahlawan sangat debatable, memungkinkan untuk ditolak dan diterima. Ada yang mengakui seseorang itu pahlawan dan ada pula yang dengan tegas menolak. Namun kerja-kerja kepahlawanan, hampir semua orang dengan serta merta akan mengakuinya. Membalasnya dengan simpati atau apa saja terserah, tapi bukan gelar sebagai pahlawan.
Jadi, tak perlu susah-susah mencari para pahlawan. Karena pahlawan bukanlah siapa tapi apa pekerjaannya ? apa saja prestasinya ?. Biarlah yang sudah terlanjur disebut pahlawan pada masa dulu tetap menjadi pahlawan. Tugas kita sekarang bukan lagi menjadi pahlawan, namun menjaga sejarah kepahlawanan mereka. Ini berarti kita harus meneruskan kerja-kerja mereka, namun kali ini tanpa diiringi dengan embel-embel sebagai pahlawan. Siapapun kita dan dimanapun posisi kita. Para pelajar, mahasiswa harus menghargai sejarah kepahlawanan bangsa ini. Ini artinya, kerja-kerja kita haruslah membangun bangsa ini, lewat karya intelektual, usulan dan gagasan ilmiah, atau sekedar ‘pressure’ moral unjuk aspirasi di jalanan. Bukan sebaliknya, menodainya dengan tawuran brutal atau aksi hedonis di mall-mall dan kebebasan yang keblabasan.

0 komentar:

Posting Komentar